Pagi ini aku kembali ke pantai
Di sambut hujanan permintaan maaf
Poseidon : “maaf musi, matahari dan bulan tak mau berkompromi untuk menaik turunkan air laut dan, mengharuskan begitu”
Aku : “gak pa-pa, kalau memang harus seperti itu mau gimana lagi?”
Poseidon : “(tersenyum) sekarang bagaimana perasaan kamu?”
Aku : (menoleh dengan ekspresi santai)
Poseidon : “roller coster?”
Aku : (sambil
ajerukkong) “em…” (lalu menoleh dan menatap kembali pada poseidon) “setelah tahun, saya sadar perasaan saya bukan roller coster, memang naik dengan menggebu-gebu, tapi turun dengan cepat, menghujam” (menoleh ke keadaan semula, lalu bergeleng-geleng)
Poseidon : “trus?”
Aku : “air”
Poseidon : “hah?”
Aku : “ya, air, apapun halangannya, air tetap mengalir, meskipun terpecah, jumlahnya tetap sama, tidak kurang, tidak lebih, tetap, sedari dulu, ampe sekarang”
Poseidon : “ciah… gombal”
Aku : (menoleh pada Poseidon lalu kembali menatap laut) “intinya, setelah tahu, perasaan saya masih tetep sama, tidak berubah”
Poseidon : “suka?”
Aku : (tersenyum lalu mengangguk)
Poseidon : “sayang?”
Aku : (tetap tersenyum, lalu menoleh pada Poseidon dan kembali menatap lau sambil berujar dengan mesrah) “ya…”
Poseidon : “cinta?”
Aku : (senyumku semakin mengembang) “kamu masih mau bahasa apa lagi untuk menyatakan bahwa saya cinta dia?” (sambil menoleh ke poseidon)
Poseidon : (tersenyum)
Tiba-tiba, temanku Nuris dating dengan motor “perjuangannya”, setelah kami berempat (eit… ada bapak-bapak dengan anak lakinya) berjalan-jalan ke barat dan kembali lagi, nuris pamit untuk pulang duluan
Aku : “kemana aja kamu?”
Poseidon : “gak ada, cuma ngintip” (sambil tersenyum) “oya, masalah yang air”
Aku : “apalagi?”
Poseidon : “masa cuma itu aja? Gak ada peningkatan?”
Aku : (tersenyum) :air, bila dipanaskan, jumlahnya akan menambah, nila air itu banyak dan menguap, bisa menjadi rintik gerimis, lalu hujan”
Poseidon : (ngangguk-ngangguk)
Aku : “bila di bekukan, dia juga akan lebih membengkak dari aslinya”
Poseidon : “ciah… gombal lagi”
Aku : (tersenyum) “apa ketulusan dari dalam hati itu dinamakan menggombal? Lagiankan saya belajar sama kamu waktu dewi…”
Poseidon : “ah… udah-udah! Jangan ungkit-ungkit itu lagi, bahkan zeuspun sudah gak ungkit-ungkit itu lagi”
Kali ini aku lebih berani menerima tawaran Poseidon untuk bergumul dengan laut.
Aku : “tapi sampai dada aja ya, gak main-main?!”
Poseidon : “kenapa?”
Aku : “puasa bos…”
Hah… tapi namanya jail,Poseidon masih tetep menyepak kakiku hingga hampir jatuh
Aku : “hei…!!!”
Poseidon : “hehe, maaf, becanda”
Kali ini, kurasakan air lebih menekan dadaku, dicampur rasa yang telah membeku dan mengendap, coba kau di sini, nyaman rasanya.
Pantai Lebuk, 08 September 2010